Note Roy 4 ( TRAGEDI ) 

 Dalam lingkungan aku kecil tak seberapa menarik, Roy yang dikenal sebagai anak pendiam, yang selalu berpakaian rapi saat habis mandi, dengan bedak yang putih menempel di pipi.
 Di dalam keluarga yang sederhana terkadang penuh dengan hinaan, ejekan, dan direndahkan, dalam hal itu orang tua ku hanya diam dan memedam rasa sedih, hari pun makin berlalu kini aku duduk di kelas 3 SD 171, dari hasil kerjaa keras ayah iya dapat membeli sepedah motor yang di gunakan untuk mengojek ketika waktu senggang.
 Jam 5 pagi ayah dan ibu sudah bangun dan aku jelas saja masih tertidur pulas :) selesai serapan ayah brangkat ngojek, dan ibu menyiapkan semua keperluan ku, setelah bangun, trus mandi dan srapan lalu aku bersiap untuk brangkat sekolah, sambil menunggu ayah pulang ngojek, aku hanya diam dan mendengarkan rasio karna dulu belum kesampaian untuk membeli tv. Untuk mendapatkan sepedah motor pun aya rela bekerja siang dan malam lembur agar bisa mengantar dan menjeput ku sekolah. Namun apa daya kluarga yang sedarhana ketika membeli sepeda motor penuh dengan tanda tanya bagi orang-orang di lingkungan ku, setiap hari aku berjalan-jalan di gang tempat tinggal ku, banyak suara yang sedang dari para tetangga. Bahkan ada yang menfitnah ayah ku, aku hanya seorang anak kecil cuman bisa diam dan mendengarkan mereka.
 Ayah ku pun sudah tiba di rumah, waktunya untuk mengantar ku sekolah, berpamitan kepada ibu lalu brangkat. Setelah ayah mengantar ku sekolah lalu iya pun berangkat kepabrik untuk bekerja.
 Singkat cerita aku pun telah pulang sekolah, dalam keseharian aku hanya bermain di rumah walupun banyak anak-anak seusia ku bermain di luar, Tapi ibu melarangku untuk bermain di luar takut kalau aku mendengar omongan orang dan lalu membuat ia sedih. 
 Hujan lebat membasahi daerah ku, banyak anak kecil bermain hujan di luar rumah, namun aku hanya bermain hujan di depan teras rumah ku. 
 Ayah mencuci motor dan aku pun bermain hujan di dekatnya, waktu itu hujan sangat lebat di sertai oleh petir yang bergemuruh, tanpa di sangka petirpun hampit meyambar pohon di dekat rumah ku, sontak aku dan ayah kaget serta panik, kami bergegas masuk kedalam rumah, dan ayah mencari ibu di belakang rumah yang sedang menampung air hujan, ketika ayah kebelakang rumah mencari ibu ku, lalu masuk kerumah dengan mengendong ibu ku, saat itu ibu ku setangah sadar, ntah terkena petir atau pun jatuh saat ingin buru-buru masuk rumah, ku ambil air hangat yang ada di tremos lalu kukasihkan ke ibu, lalu ku ambil lagi handuk dan kukasihkan ke ayah untuk mengelap ibu, air mata ku pun jatuh dan aku pun menangis, aku takut kalau ibu kenapa-kenapa.
 Hujan pun sudah reda, sedikit membaik ibu mulai pulih dan kembali sadar seperti semula kala. Selesai semua mandi kami duduk di ruang tamu sambil bercerita dan ditemani teh hangat dan kopi lalu ibu bercerita sebetulnya ia tak tarkena patir namun lantai yang ia pijak terbuat dari semen yang basah tanpa ia sadar aliran listrik petir sampai ke kakinya dan itu seperti kesetrum, lalu ia jatuh dan untung ayah ku cepat ke belakang dan menolong ibu, kumpul di ruang tamu kamipun berdoa dan bertrima kasih kepada Tuhan karna keluarga kami masih di kasih kesempatan untuk hidup. 

https://www.instagram.com/invites/contact/?i=6mlvppwyl45&utm_content=z84oal




Sampa ketemu di Note Roy 5 :) 
( Semiskin apapun kalian jangan pernah merasa pesimis, dendam, atau pun iri kepada orang lain. Apapun yang di lakukan seorang ayah haram atapun halal ia rela melakukan apa saja, agar anak dan istrinya tidak kelaparan... PIKIRRRR) 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

7 Aplikasi hack tools game android di jamin 100% work

7 game terpopuler tahun 2017